BAHAYA JUNK FOOD BAGI KESEHATAN
Siapa yang tidak kenal istilah junk food? Bahkan bahaya dari junk food bagi kesehatan pasti juga sering Anda dengar. Dilansir dari NDTV Food, junk food adalah makanan olahan yang mengandung kalori tinggi. Sementara lebih lengkapnya bila dikutip dari tirto.id, junk food dikenal sebagai makanan rendah gizi yang memiliki kandungan kalori, lemak, garam, dan minyak yang tinggi. Namun, kandungan vitamin dan seratnya begitu rendah. kawanbaik.co juga menulis tentang efek negatif junk food terhadap penampilan dan kesehatan kita. Selain itu, junk food biasanya mengandung sejumlah bahan tambahan pangan (BTP), seperti pemanis, perasa, dan pengawet.
Junk food pun diolah sedemikian rupa hingga terlihat menarik. Alhasil, banyak orang yang menjadi kecanduan dengan makanan tersebut. Misalnya minuman bersoda, snack ringan asin, dan sebagainya. Padahal makanan-makanan itu mengandung lemak dan garam yang tinggi. Alasan lainnya adalah makanan-makanan tersebut dikenal dengan harga yang murah, mudah ditemukan, dan rasa yang enak.
Bila mengutip dari Health Information for Western Australia, kandungan junk food pada tubuh orang Australia adalah sebesar 35 persen dari total asupan energi harian orang dewasa (kilojoule) dan 41 persen dari total asupan energi harian anak-anak (kilojoule). Buletin Indo kembali merangkum sejumlah bahaya dari junk food bagi kesehatan Anda, mulai dari risiko obesitas, penyakin kronis, hingga kanker. Hal ini patut jadi warning bagi Anda yang memang sering mengonsumsi junk food!
Berikut bahaya yang ditimbulkan akibat sering mengonsumsi junk food yang dilansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Kolesterol tinggi
Ternyata bisa dikatakan kalau kandungan gizi pada junk food tidak ada sama sekali, lho! Pasalnya, kebanyakan junk food mengandung kalori yang terbilang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan kolestrol meningkat dan berdampak pula pada kesehatan tubuh.
Diabetes
Kandungan karbohidrat olahan atau gula tambahan pada junk food dapat menyebabkan lonjakan kemudian menurunkan kadar gula darah Anda. Hal ini membuat resistensi insulin dan hiperglikemia (tingginya rasio gula dalam plasma darah) sehingga gula tidak disimpan dan tetap berada dalam aliran darah. Seiring dengan berjalannya waktu, penyakit itu dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2, yakni kondisi yang menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya.
Penyakit jantung
Kandungan lemak jahat yang tinggi pada junk food dapat meningkatkan kolestrol dalam tubuh. Menurut American Heart Association, lemak jenuh dan kolestrol itu dapat meningkatkan kadar kolestrol yang menyebabkan risiko penyakit jantung dan stroke. Sementara itu, kandungan natrium yang ada pada sebagian besar makanan olahan dapat meningkatkan tekanan darah serta kemungkinan terkena penyakit jantung pula.
Gangguan ginjal
Selain mengandung lemak jahat, junk food memiliki kandungan natrium yang cukup tinggi. Kandung natrium itu dapat memengaruhi kinerja ginjal. Akibatnya, ginjal tidak dapat berfungsi untuk menyaring racun yang ada pada darah secara baik. Pada penelitian yang dilakukan kepada hewan, menunjukkan kalau makan makanan cepat saji dapat membahayakan ginjal dengan cara yang begitu mirip dengan diabetes tipe 2.
Kerusakan hati
Bahaya lain yang terbilang cukup mematikan dari junk food adalah kerusakan hati. Ternyata mengonsumsi junk food tanpa berolahraga sama halnya dengan orang yang mengonsumsi alkohol. Hal inilah yang menyebabkan jaringan parut pada hati sehingga hati tidak bekerja secara baik dan optimal. Ada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap sekelompok mahasiswa di Linkoping University, Swedia. Penelitian selama sebulan tersebut terkait efek yang ditimbulkan pada hati usai mengonsumsi junk food tanpa diimbangi dengan berolahraga. Hasilnya adalah terdapat peningkatan kadar enzim hati yang digunakan sebagai indikator kerusakan hati.
Risiko obesitas
Hal ini mungkin yang paling sering terdengar, di mana orang yang terlalu sering mengonsumsi junk food dapat mengalami obesitas. Yap… sebuah studi tentang makanan cepat saji dan kesehatan jantung yang diterbitkan oleh US National Library of Medicine menemukan kalau mengonsumsi junk food lebih dari sekali seminggu dikaitkan dengan risiko obesitas yang lebih tinggi. Sementara, mereka yang menyantap junk food lebih dari dua kali seminggu dikaitkan dengan risiko lebih tinggi, yakni sindrom metabolik, diabetes tipe 2, dan kematian akibat penyakit jantung koroner.